Audit Keuangannya Gereja

Setelah sekian lama ngga nulis di blog, eh ada bahasan menarik 😄


Aku tertarik dengan artikel 22 Juli 2017 yang dibikin sama Bang Kolik:

Aku membacanya tanggal 25 Juli 2017.


Artikel itu diawali dengan berita ketika Waka Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata dalam sebuah seminar yang dilaksanakan Konferensi Wali Gereja Indonesia menyampaikan kalau gereja perlu untuk melakukan audit pada keuangannya.

Lebih lanjut, beliau menambahkan dengan informasi bahwa pihak Vatikan di bawah kepemimpinan Paus Fransiskus juga sudah mengundang pihak akuntan dan membicarakan hal-hal terkait audit keuangan Vatikan.






Disusul artikel tanggal 23 Juli 2017 oleh Meyliska Padondan:


Aku pribadi sangat setuju banget banget terhadap hal ini.
Mau dilakukan oleh departemen auditnya sendiri, oleh pemerintah (bisa dibaca di artikel Meyliska Padondan, silahkan klik link-nya), atau mengundang pihak eksternal ya silahakan.


Mengundang pihak eksternal contohnya seperti yang kusebutkan di atas.
Paus Fransiskus dan jajaran pengurus Gereja Katolik pusat di Vatikan (ngga tanggung-tanggung) mengundang nama beken di dunia audit yaitu PwC: PricewaterhouseCoopers.


Wheewww.



Memang, ada penundaan oleh pihak Vatikan di sekitar April 2016, namun pada bulan Juni 2016 mereka mengumumkan bahwa mereka telah mencapai agreement baru dengan pihak PwC untuk bertindak sebagai implementer standar akuntansi terutama tim audit internalnya Vatikan sehingga laporan keuangan tahunan dapat di-review sebagaimana mestinya dannn tentunya: transparan.


Pihak PwC juga in-charge dalam mendampingi setiap departemen yang memerlukan bantuan/ support mereka.


Ini semua adalah bagian reformasi keuangan dari Paus Fransiskus untuk menerapkan standar internasional terutama di bidang accounting-nya. 
Dan tentunya... ini adalah langkah maju. Cakep banget dahhh.



Kita ketahui bersama bahwa keuangan di gereja berasal dari persembahan dari orang-orang yang beribadah baik secara tetap maupun tidak tetap.


Mengacu pada kitab suci, ada persembahan perpuluhan dan persembahan sukarela. 
Kalau perpuluhan ngga perlu disebut terdapat di kitab mana ya sebab udah ngelotok hahahaha.
Perpuluhan ini kalau di Islam dikenal dengan zakat.
Persembahan sukarela bisa dilihat di kitab Bilangan 15:3 lalu Ulangan 12:6 dan 17.

Ada pula yang bersifat himbauan, biasanya karena keperluan tertentu seperti pembagunan sarana dan prasarana, bisa juga karena akan mengadakan suatu event seperti Paskah atau Natal, kebaktian kebangunan rohani (KKR), mungkin juga seminar, pelatihan, dll.


Kalau dulu kan hasil ternak ya, juga hasil tani... nahhh sekarang mostly uang, uang, dan uang.
Seturut zamannnn 😎



Duit ini kan "panas" yaa.
Kita ngga bisa berpikiran "oh ini kan organisasi rohani, pasti pas lah" (udah kya slogan Pertamina aja 😃).

Kenapa begitu?
Coba aja searching sendiri, kenyataannya banyak kejadian penyelewengan keuangan gereja.
Muacem-muacem dari mulai yang terjadi di domestic ampe foreign.
Ada yang Pendetanya udah dipenjara karena korupsi uang gereja, ada yang anak-anaknya berebut warisan ayahnya yang seorang Pendeta ck ck ck. 



Sekali lagi, aku sangat menyetujui hal ini.
Seperti ujaran Viktor Sirait dari GMKI (http://www.tagar.id/kpk-tantang-gereja-audit-keuangan/), aku juga punya keyakinan bahwa hal ini pasti sangat berguna untuk meminimalisasi masalah internal di gereja tersebut.
Apalagi, gereja kan sebagai wadah untuk memancarkan kasih kepada insan manusia.



Semoga semua tetap tenang dan tetap positif.
Ladies and Gentlemen, start your engine and keep moving forward!



Komentar

  1. ditempat kita..aku yg audit B'Rian hahahhahaha
    *kabur***

    BalasHapus
    Balasan
    1. hahahaha.
      di tempat sendiri ya harus head quarter-nya yang audit. kalau sifatnya latihan untuk menghadapi audit sebenarnya, boleh boleh aja :)
      jadi dept admin mengaudit marketing (misalnya) lalu sebaliknya. begitu kira-kira

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Memberi Makan 4000 Orang

Kamu Kasih Coca-Cola?

adidas: Die Marke Mit Den 3 Streifen