The Number Of The Beast (Not Be Self-Centered)

Aku sering mengalami kejadian-kejadian yang kalau kata orang seperti sixth sense gitu lahhhh 😑
Bermula dari suatu kejadian sekitar 3 minggu yang lalu yang mana setelah kejadian itu (secara tidak sengaja) aku menemukan sebuah band dengan lagu yang ada hubungannya dengan kejadian tersebut.


Band-nya bernama Avenged Sevenfold (A7X).
(Sambil pasang headset dan memainkan lagu tersebut hahaha).



Aku mulai mencari tahu lebih lanjut dan karena gitar menjadi instrumen favofitku, maka aku mulai melihat gitaris dan gitar apa yang menjadi gear andalan mereka.
Kebetulan A7X berformasi 2 gitaris dan formasi 2 gitar ini adalah favoritku.


Kedua gitaris A7X  (Brian Elwin Haner Jr dan Zachary Baker) sama-sama di-endorse oleh gitar Schecter.
Menarik, terutama pada gitar Zachary. 
Pada body gitarnya tertulis angka "6661". Rada gimanaaa gitunya ngelihat 3 angka 6 hehehe.



http://fikar94university.blogspot.co.id/2011/11/foto-avenged-sevenfold-live-in-lbc-2008.html



Di laman wiki yang membahas Zachary (https://en.wikipedia.org/wiki/Zacky_Vengeance), dijelaskan bahwa itu sebenarnya angka 1999 yang ditulis terbalik. 
1999 merupakan tahun berdirinya band A7X.

Di sini ngga akan ngebahas bener apa ngga kalau itu yang dimaksud, melainkan begini...



Pada kepercayaan Kristen, bilangan 666 adalah "the number of the beast" yang tertuang dalam kitab Wahyu 13:18. 
Bilangan iblis.
Sering kali setiap melihat angka tersebut, kita langsung teringat cerita di kitab Wahyu tersebut. Termasuk aku hehehe.


Tapi, thanx God ternyata ada sesuatu.


Benar saja, seminggu yang lalu melalui seorang teman di grup WA, ada suatu penyingkapan yang fresh 😃
Mari kita baca 2 ayat sebelum ayat 18 (Wahyu 13).


Pasal ini menggambarkan keadaan saat antikris berkuasa.
Saat di mana setiap orang akan diberi semacam tanda pada tangan kanan dan dahinya.



Dari semua bagian tubuh yang mungkin untuk disebutkan, kenapa dibilang di tangan kanan dan di dahi?
Karena tangan melambangkan kekuatan (fisik) kita dan dahi melambangkan pemikiran kita. Sesuatu yang kita andalkan. Dengan kata lain membuat kita menjadi self-centered.
Ketika kita self-centered, maka akan dengan mudahnya kita kehilangan kepercayaan bahwa Tuhan sudah established semua aspek-aspek rohani (especially) untuk kita.




Sebagai contoh...
Aku jadi ingat apa yang dikatakan Karen, salah satu temanku di gereja dalam suatu sesi kelompok kecil tentang penetapan Tuhan atas kekudusan kita di Kolose 1:22.
Sementara dari mimbar selalu menyuarakan "mari kita hidup kudus" dengan cara rajin ke gereja, berdoa, baca firman, melayani, berderma, dll.
I mean, we can not blame that kinda answer.



But the thing is this: you will be self-centered.
And at some point, you will realize that you can not.
Ketika kita kurang baca firman, kurang berdoa, kurang melayani maka kita akan dengan mudahnya merasa terdiskualifikasi dan makin buruk yang berujung pada rasa terhukum.
Ketika kita sudah baca firman, berdoa, melayani, dll maka iblis (seperti singa mengaum) akan ada di sampingmu dan berkata "itu masih kurang".
Oh ya surely i can tell (pengalaman pribadi).



So, why hassle kalau Tuhan telah menetapkan kita (dalam hal ini kudus) sepenuhnya? 
Ada the perfect 10 (aku menyebutnya demikian) Ibrani 10:10 dan 1 Korintus 1:30, ayat-ayat itu menguatkan kita.
Sesuatu yang telah ditetapkan Tuhan menjadi milik kita maka hal itu adalah pasti, penuh, tak dapat dibantah, dan tak pernah gagal.
Kalau udah Tuhan yang kasi ya ultimate donggg, homie hehehe.



Kita ngga bisa menjadi lebih kudus, lebih benar dengan rajin ke gereja, rajin baca Alkitab, rajin melayani, memberi persembahan, dll.
I'm not saying that rajin ke gereja, melayani, baca Alkitab, berdoa dll itu ngga ada gunanya atau bahkan ngga usah.
Hanya, memiliki pengertian bahwa itulah pondasi kita, dasar kita diampuni, diberkati, dikasihi (bahkan)... simply not it.
This self-centered reflexion... we often don't realize ya karena kita diajarkan seperti itu turun-temurun generasi lintas generasi.



Tapi, mari kita percaya akan apa yang Kristus telah tetapkan dalam hidup kita.
Let us not be self-centered.
Like Paul said (2 Korintus 10:5): mari kita memusatkan segala pikiran kita kepada ketaatan Kristus.
Bukan karena kita taat, tapi karena Dia taat.
Bukan karena kita baik, tapi karena Dia baik.

Ketika kita fokus kepada Kristus (God-centered), apa yang telah diselesaikanNya di kayu salib, maka itu akan menjadi bekal kita untuk menjadi lebih baik secara jasmani maupun rohani.



Dia... yang telah membenarkan kita dan menyelamatkan kita sehingga kita ngga kena murka (Roma 5:9) dan... tanda di dahi kita adalah namaNya (Wahyu 14:1).




How awesome is that huhh 😎

Komentar

  1. WAWWW...
    Tetap semangat nulis B'Rian.
    Bakalan banyak yang diberkati.

    BalasHapus
  2. Balasan
    1. wahh makasih bro Daud.
      jadi makin smeangat menulis nihh.
      seklai lagi trims ya bro :)

      Hapus
  3. Thanks to send this link to me,bro. So blessed. Jesus bless you.

    BalasHapus
    Balasan
    1. the pleasure is mine. peace to you, sister :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lebaran With You

adidas: Die Marke Mit Den 3 Streifen

Forgiveness For Sale (A Tribute To Martin Luther)